Mengenal Bentuk dan Jenis Aksara Lampung
Huruf Induk
Aksara Lampung disebut dengan istilah kaganga, ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan (pada Tabel 1 dibaca dari atas ke bawah). Huruf induk berjumlah 20 buah. Bentuk, nama, dan urutan huruf induk dikemukakan pada Tabel 1 dibawah ini.
Jika ejaan Lampung (lihat Tabel 1) dibandingkan dengan ejaan bahasa
Indonesia, tampak bahwa dalam ejaan Lampung tidak terdapat huruf f, q, v, x,
kh, dan sy. Huruf-huruf itu ditulis dengan menggunakan huruf berikut ini.
v Anak Huruf
Anak huruf Kaganga ada 12 buah:
a.1 Ulan
Ulan adalah anak huruf Kaganga berbentuk setengah
lingkaran kecil yang terletak diatas huruf. Ulan terdiri atas dua macam: ulan
yang menghadap ke atas melambangkan bunyi [i], sedangkan ulan yang
menghadap ke bawah melambangkan bunyi [e].
Catatan:
Bahasa Lampung Abung tidak memiliki fonem vokal . Kata yang mengandung fonem vokal berupa kata serapan dari bahasa atau dialek lain. Dengan demikian, dalam bahasa Lampung Abung hanya terdapat satu macam ulan, yakni ulan [i].
a.2 Bicek
Bicek adalah huruf Kaganga berbentuk garis tegak yang
terletak diatas huruf. Bicek melambangkan bunyi [e].
a.3 Tekelubang
Tekelubang adalah anak huruf Kaganga berbentuk garis
mendatar (seperti tanda hubung dalam ejaan bahasa Indonesia) yang terletak
diatas huruf. Tekelubang melambangkan bunyi [ng].
a.4 Rejenjung
Rejenjung adalah anak huruf Kaganga berbentuk yang terletak diatas huruf. Rejenjung
melambangkan bunyi [r].
a.5 Datas
Datas adalah anak huruf Kaganga berbentuk yang terletak diatas huruf. Datas melambangkan
bunyi [n].
b.1 Bitan
Bitan adalah anak huruf Kaganga yang terletak dibawah
huruf. Bitan terdiri atas dua macam. Bitan yang berupa garis pendek mendatar –
melambangkan bunyi [u] dan bitan yang berupa garis tegak melambangkan bunyi
[o].
b.2 Tekelungau
Tekelungau adalah anak huruf Kaganga berbentuk setengah
lingkaran kecil yang terletak dibawah huruf. Tekelungau melambangkan bunyi [au].
c.1 Tekelingai
Tekelingai adalah anak huruf Kaganga berbentuk garis
tegak | yang terletak di kanan huruf. Tekelingai melambangkan bunyi [ai].
c.2 Keleniah
Keleniah adalah anak huruf Kaganga berbentuk seperti
huruf ha, tetapi kecil . Keleniah melambangkan
bunyi [h].
c.3 Nengngen
Nengngen adalah anak huruf Kaganga berbentuk garis miring
/ yang terletak di kanan huruf. Nengngen melambangkan huruf yang berada
disebelah kiri nengngen menjadi huruf mati.
Akan tetapi, untuk melambangkan bunyi [ng], [r], [n],
[y], [h], atau [w], nengngen / tidak digunakan. Bunyi-bunyi itu
dilambangkan dengan menggunakan anak huruf Kaganga berikut ini.
Anak Huruf Ganda
Untuk
menuliskan bunyi tertentu, seperti [leu] pada tileu ‘tuli’, [pei] pada kupei
‘kopi’, atau [gui] pada agui ‘aduh’ digunakan anak huruf ganda. Yang dimaksud
anak huruf ganda disini adalah penggunaan dua anak huruf sekaligus pada sebuah
huruf. Anak huruf ganda dapat diletakkan di beberapa tempat berikut:
1. Anak huruf yang
satu terletak di atas huruf dan yang satu lagi terletak di bawah huruf. Jenis ini terdiri atas dua macam.
a. Anak huruf yang di atas berupa ulan atau bicek dan yang dibawah berupa tekelungau /au/. Cara membacanya dimulai dari ulan atau bicek kemudian tekelungau.
b. Anak huruf yang
di atas berupa tekelubang - /ang/, rejenjung/ar/, atau datas - /an/ dan yang berada di bawah berupa bitan | /o/ atau - /u/. Cara membacanya dimulai dari bitan
kemudian tekelubang, rejenjung, atau datas.
2. Anak huruf yang satu terletak di atas huruf dan yang satu lagi terletak di kanan huruf. Anak huruf yang di atas berupa bicek , ulan atau /i/ dan yang dikanan berupa tekelingai l /ai/ atau keleniah /ah/. Cara membacanya dimulai dari anak huruf yang terletak di atas kemudian yang terletak di kanan.
3. Anak huruf yang satu terletak di bawah huruf dan yang satu lagi terletak di kanan huruf. Anak huruf yang di bawah berupa bitan l /o/ atau - /u/ dan yang di kanan berupa tekelingai l /ai/ atau keleniah /ah/. Cara membacanya dimulai dari bitan kemudian tekelingai atau keleniah.
4.
Kedua anak huruf berada di bawah huruf. Jenis yang
keempat ini terdiri atas bitan l /o/ diikuti tekelungau u /au/. Cara membacanya dimulai dari kiri ke kanan.
5.
Kedua anak huruf berada di atas huruf. Jenis yang kelima
ini terdiri atas ulan l /i/, ulan n /e/,
atau bicek l /e/
diikuti tekelubang - /ang/ , rejenjung 4 /ar/ , atau datas= /an/ . Cara membacanya dimulai dari kiri ke kanan.
Gugus Konsonan
Gugus konsonan adalah deretan dua konsonan atau lebih
yang termasuk dalam suku kata yang sama. Misalnya, /sp/ pada kata spidol atau
/str/ pada kata instrumen.
Penulisan gugus konsonan dengan menggunakan aksara Lampung
dilakukan dengan cara menambahkan bunyi [e] pada konsonan yang berdekatan.
Lambang
Lambang singkatan satuan ukuran/takaran/timbangan, mata
uang, matematika, dan lambang-lambang yang lain dalam tulisan Kaganga
belum di atur secara khusus. Untuk
keperluan tersebut digunakan lambang yang berlaku secara umum, seperti yang
terdapat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
Angka Aksara Lampung
Angka dalam tulisan Kaganga menggunakan angka Arab
atau Romawi.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX,
X,
L (50), C (100), D (500), M
(1.000),
V
(5.000), M(1.000.000)
Tanda Baca Akasara Lampung
Tanda baca dalam tulisan Kaganga ada lima buah, meliputi tanda baca berikut ini:
Jika tanda baca dalam tulisan Kaganga dibandingkan
dengan tanda baca dalam ejaan bahasa Indonesia, tampak bahwa dalam tulisan Kaganga
tidak terdapat tanda-tanda baca berikut ini:
; |
Tanda titik koma |
|
[ ] |
Tanda kurung siku |
: |
Tanda titik dua |
|
“…” |
Tanda petik |
__ |
Tanda pisah |
|
‘…’ |
Tanda petik tunggal |
… |
Tanda ellipsis |
|
/ |
Tanda garis miring |
( ) |
Tanda kurang |
|
‘ |
Tanda penyingkat (apostrof) |
Untuk
menutupi kekurangan itu, tanda baca ejaan baca dalam ejaan bahasa Indonesia
yang dikemukakan di atas dapat digunakan atau seluruh penggunaan tanda baca
menggunakan tanda baca yang ada dalam ejaan bahasa
Itulah secara singkat mengenai sejarah bentuk aksara lampung dan anak huruf yang bisa dipelajari siswa atau masyarakat pada umumnya sebagai bentuk pelestari budaya lampung. Sekian, semoga bermanfaat.
Thanks for reading & sharing Contoh Usaha Kecil Kecilan Dirumah